Dalam rangka peringatan 86 tahun Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, Ikatan Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia (IKA BINDO)
FBS Universitas Negeri Jakarta menegaskan pentingnya sikap positif dan diberlakukannya
Uji Kompetensi Berbahasa Indonesia (UKBI) secara menyeluruh kepada seluruh pekerja
Indonesia dan pekerja asing jelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) pada 2015 nanti. Hal ini ditegaskan IKA BINDO dalam pencanangan Bulan
Bahasa & Sastra 2014 di Jakarta hari ini.
“ASEAN Free Trade Area akan
hadir tahun 2015. Masyarakat
Indonesia akan berhadapan dengan
persaingan bisnis dan pasar kerja, di
samping percampuran sosial budaya. Untuk mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia perlu
diberlakukan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) atau tes TOEFL Bahasa Indonesia untuk pekerja asing di Indonesia.
Hal ini penting untuk mengurangi
kesenjangan bahasa dan komunikasi antar bangsa. Kita harus
jadi tuan rumah di negeri sendiri dalam aspek bahasa” ujar Syarifudin Yunus,
Ketua IKA BINDO UNJ yang sekaligus Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Indraprasta PGRI.
Melalui UKBI atau TOEFL Bahasa Indonesia pada dasarnya akan membuka peluang baru untuk menjadikan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa ASEAN. Sebagai negara terbesar di ASEAN,
Indonesia memiliki kepentingan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib di wilayah ASEAN. Dari tahun ke
tahun Bahasa Indonesia terus berkembang dan tersebar di 45 negara. Jumlah pemakainya pun semakin meningkat, seperti di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina.
Bahkan Vietnam telah mengesahkan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi kedua sejak 2007. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai sarana diplomasi, perdagangan
internasional, dan penyebaran ilmu pengetahuan terus meningkat.
Untuk itu, IKA BINDO UNJ
mengimbau masyarakat Indonesia sebagai pemakai Bahasa Indonesia harus percaya diri dan peduli terhadap
bahasanya sendiri. Tak
perlu malu dan minder menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan atau kancah resmi. Bangsa Indonesia perlu meniru bangsa
Jepang yang selalu aktif dalam menggunakan bahasa mereka, baik dalam komunikasi
sehari-hari maupun untuk bisnis serta perdagangan.
Melalui momentum Bulan Bahasa dan Sastra – Oktober 2014 ini, IKA BINDO UNJ menegaskan peran penting Bahasa Indonesia sebagai kekayaan yang tidak ternilai harganya. Meskipun penggunaan bahasa Indonesia cenderung tergusur oleh pemakaian bahasa asing, Bahasa Indonesia masih tetap menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi yang menyatukan bangsa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu. “Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra pada bulan Oktober setiap tahunnya harus diupayakan untuk meningkatkan semangat dan peran penting Bahasa Indonesia bagi pemakainya” tambah Syarifudin Yunus.
Dalam kaitan
itu, IKA BINDO UNJ menekankan pentingnya perhatian terhadap 5 hal dalam
pengunaan Bahasa Indonesia, antara lain:
1. Maraknya bahasa eufimisme
dan sarkasme. Dunia politik dan para politisi yang kerap
menggunakan bahasa eufimisme dan sarkasme harus dikurangi agar Bahasa Indonesia
tidak semakin terpuruk. Makna bahasa
harus sejalan dengan hati nurani, tidak semata atas didasari pragmatisme
politik untuk meraih kekuasaan dan popularitas. Kondisi ini telah menyebabkan
Bahasa Indonesia tidak lagi menggambarkan karakter bangsa yang ramah, jujur,
dan bersahabat.
2. Penggunaan bahasa asing yang salah kaprah. Dominannya penggunaan bahasa asing dalam
berbagai sarana komunikasi akan dapat menjadi ancaman Bahasa Indonesia sebagai
identitas bangsa.
3. Sikap tidak acuh dalam berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat membutuhkan sikap peduli
para pemakainya, di samping kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan
benar. Sikap ini pada akhirnya
menyebabkan Bahasa Indonesia menjadi tersisih dibanding bahasa asing.
4. Ketahanan
Bahasa Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa. Hal ini untuk
antisipasi terhadap pengaruh bahasa global yang kian marak. Campur-aduk
penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah yang berlebihan akan dapat mengikis
ketahanan berbahasa Indonesia.
5. Bahasa
Indonesia tidak cukup “asal mengerti”. Perilaku berbahasa yang asal nyambung menjadikan pemakaian Bahasa
Indonesia menjadi tidak sesuai dengan konteks dan cenderung nyeleneh. Setiap pemakai
Bahasa Indonesia harus menjunjung tinggi penggunaan Bahasa Indonesia yang baku
dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
“Sebagai
pemilik Bahasa Indonesia, kita sering bersikap negatif terhadap bahasa kita
sendiri akhirnya menimbulkan krisis berbahasa. Apalagi di dunia politik, Bahasa Indonesia seolah
terlalu mudah dimanipulasi untuk kepentingan kekuasaan dan popularitas semata.
Hari ini, kami mengajak untuk lebih peduli dan bersikap positif terhadap Bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia” ujar Syarifudin Yunus.
Melalui
momentum Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober 2014 ini, IKA BINDO UNJ menilai
persoalan Bahasa Indonesia saat ini telah berkembang ke arah yang kompleks.
Karena itu, dibutuhkan strategi nasional untuk merevitalisasi penggunaan Bahasa
Indonesia jelang Masyarakat Ekonomi ASEAn (MEA) pada 2015 nanti. Bahasa
Indonesia harus dikembalikan kepada posisi yang penting dan memiliki identitas guna membangun karakter bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki nilai-nilai yang luhur. Karena cerminan karakter bangsa yang baik dan
bersahabat dapat dicirikan dari bahasanya.
Tentang IKA BINDO
UNJ
Berdiri sejak 4 Oktober
2009, IKA BINDO UNJ
(IKATAN ALUMNI BAHASA & SASTRA INDONESIA Universitas Negeri Jakarta) merupakan perhimpunan sekitar 8.000 sarjana dan
guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki komitmen untuk menjaga dan
melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, di samping sebagai jati
diri bangsa.
IKA BINDO berpegang pada VISI
Membangun sinergi
dalam pengembangan keilmuan dan profesi di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan menjunjung tinggi MISI Mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai jati diri
bangsa Indonesia, dengan mengacu pada nilai-nilai: kompetitif, memberi nilai tambah, profesional, dan bangga.
IKA BINDO UNJ berafiliasi dengan Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Jakarta, dengan anggota yang
tersebar di seluruh Indonesia.