Rabu, 24 September 2014

IKA BINDO UNJ pada Bulan Bahasa 2014: Butuh Sikap Positif & Uji Kompetensi Berbahasa Indonesia (UKBI)



Dalam rangka peringatan 86 tahun Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Ikatan Alumni Bahasa dan Sastra Indonesia (IKA BINDO) FBS Universitas Negeri Jakarta menegaskan pentingnya sikap positif dan diberlakukannya Uji Kompetensi Berbahasa Indonesia (UKBI) secara menyeluruh kepada seluruh pekerja Indonesia dan pekerja asing jelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 nanti. Hal ini ditegaskan IKA BINDO dalam pencanangan Bulan Bahasa & Sastra 2014 di Jakarta hari ini.

ASEAN Free Trade Area akan hadir tahun 2015. Masyarakat Indonesia akan berhadapan dengan persaingan bisnis dan pasar kerja, di samping percampuran sosial budaya. Untuk mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia perlu diberlakukan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) atau tes TOEFL Bahasa Indonesia untuk pekerja asing di Indonesia. Hal ini penting untuk mengurangi kesenjangan bahasa dan komunikasi antar bangsa. Kita harus jadi tuan rumah di negeri sendiri dalam aspek bahasa” ujar Syarifudin Yunus, Ketua IKA BINDO UNJ yang sekaligus Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Indraprasta PGRI.

Melalui UKBI atau TOEFL Bahasa Indonesia pada dasarnya akan membuka peluang baru untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN. Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki kepentingan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib di wilayah ASEAN. Dari tahun ke tahun Bahasa Indonesia terus berkembang dan tersebar di 45 negara. Jumlah pemakainya pun semakin meningkat, seperti di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Bahkan Vietnam telah mengesahkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua sejak 2007. Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai sarana diplomasi, perdagangan internasional, dan penyebaran ilmu pengetahuan terus meningkat.


Untuk itu, IKA BINDO UNJ mengimbau masyarakat Indonesia sebagai pemakai Bahasa Indonesia harus percaya diri dan peduli terhadap bahasanya sendiri. Tak perlu malu dan minder menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan atau kancah resmi. Bangsa Indonesia perlu meniru bangsa Jepang yang selalu aktif dalam menggunakan bahasa mereka, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun untuk bisnis serta perdagangan.

Melalui momentum Bulan Bahasa dan Sastra – Oktober 2014 ini, IKA BINDO UNJ menegaskan peran penting Bahasa Indonesia sebagai kekayaan yang tidak ternilai harganya. Meskipun penggunaan bahasa Indonesia cenderung tergusur oleh pemakaian bahasa asing, Bahasa Indonesia masih tetap menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi yang menyatukan bangsa Indonesia, sebagai bahasa pemersatu. “Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra pada bulan Oktober setiap tahunnya harus diupayakan untuk meningkatkan semangat dan peran penting Bahasa Indonesia bagi pemakainya” tambah Syarifudin Yunus.


Dalam kaitan itu, IKA BINDO UNJ menekankan pentingnya perhatian terhadap 5 hal dalam pengunaan Bahasa Indonesia, antara lain:
1. Maraknya bahasa eufimisme dan sarkasme. Dunia politik dan para politisi yang kerap menggunakan bahasa eufimisme dan sarkasme harus dikurangi agar Bahasa Indonesia tidak semakin terpuruk. Makna bahasa harus sejalan dengan hati nurani, tidak semata atas didasari pragmatisme politik untuk meraih kekuasaan dan popularitas. Kondisi ini telah menyebabkan Bahasa Indonesia tidak lagi menggambarkan karakter bangsa yang ramah, jujur, dan bersahabat.
2. Penggunaan bahasa asing yang salah kaprah. Dominannya penggunaan bahasa asing dalam berbagai sarana komunikasi akan dapat menjadi ancaman Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
3. Sikap tidak acuh dalam berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat membutuhkan sikap peduli para pemakainya, di samping kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Sikap ini pada akhirnya menyebabkan Bahasa Indonesia menjadi tersisih dibanding bahasa asing.
4. Ketahanan Bahasa Indonesia sebagai identitas dan jati diri bangsa. Hal ini untuk antisipasi terhadap pengaruh bahasa global yang kian marak. Campur-aduk penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah yang berlebihan akan dapat mengikis ketahanan berbahasa Indonesia.
5. Bahasa Indonesia tidak cukup “asal mengerti”. Perilaku berbahasa yang asal nyambung menjadikan pemakaian Bahasa Indonesia menjadi tidak sesuai dengan konteks dan cenderung nyeleneh. Setiap pemakai Bahasa Indonesia harus menjunjung tinggi penggunaan Bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

“Sebagai pemilik Bahasa Indonesia, kita sering bersikap negatif terhadap bahasa kita sendiri akhirnya menimbulkan krisis berbahasa. Apalagi di dunia politik, Bahasa Indonesia seolah terlalu mudah dimanipulasi untuk kepentingan kekuasaan dan popularitas semata. Hari ini, kami mengajak untuk lebih peduli dan bersikap positif terhadap Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia” ujar Syarifudin Yunus.

Melalui momentum Bulan Bahasa dan Sastra pada Oktober 2014 ini, IKA BINDO UNJ menilai persoalan Bahasa Indonesia saat ini telah berkembang ke arah yang kompleks. Karena itu, dibutuhkan strategi nasional untuk merevitalisasi penggunaan Bahasa Indonesia jelang Masyarakat Ekonomi ASEAn (MEA) pada 2015 nanti.  Bahasa Indonesia harus dikembalikan kepada posisi yang penting dan memiliki identitas guna membangun karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya dan memiliki nilai-nilai yang luhur. Karena cerminan karakter bangsa yang baik dan bersahabat dapat dicirikan dari bahasanya.

Tentang IKA BINDO UNJ

Berdiri sejak 4 Oktober 2009, IKA BINDO UNJ (IKATAN ALUMNI BAHASA & SASTRA INDONESIA Universitas Negeri Jakarta) merupakan perhimpunan sekitar 8.000 sarjana dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki komitmen untuk menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, di samping sebagai jati diri bangsa.
IKA BINDO berpegang pada VISI Membangun sinergi dalam pengembangan keilmuan dan profesi di bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan menjunjung tinggi MISI Mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa Indonesia, dengan mengacu pada nilai-nilai: kompetitif,  memberi nilai tambah, profesional, dan bangga.

IKA BINDO UNJ berafiliasi dengan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Jakarta, dengan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Minggu, 07 September 2014

Hasil Polling: Apa yang Akan DIlakukan Alumni IKA FBS UNJ ?

HASIL POLLING ALUMNI IKA FBS UNJ

IKA FBS UNJ selama 6 hari (30 Agustus-6 September 2014) menyelenggarakan POLLING internal di kalangan anggotanya untuk mengetahui tingkat kepedulian alumni/anggota terhadap organisasi alumninya sendiri. Polling ini merupakan salah cara untuk mencapai SINNERGI NYATA di antara alumni.
Adapun hasil Polling ke-1 IKA FBS UNJ dengan pertanyaan di bawah ini adalah sebagai berikut:  

Pertanyaan:
SEBAGAI ALUMNI FPBS IKIP JKT/FBS UNJ, APAKAH ANDA BERSEDIA .....?

Jawaban:
1. Ikut Aktif Memajukan Organisasi 
       44%
2. Membayar Iuran Tahunan Anggota
  11%
3. Ikut Hadir di Setiap Event IKA FBS UNJ
       44%
4. Biasa saja
      0%
Dengan demikian, para alumni yang tergabung dalam IKA FBS UNJ memeiliki kecenderungan yang besar untuk IKUT AKTIF MEMAJUKAN ORGANISASI (44%) dan IKUT HADIR DI SETIAP EVENT (44%). Semoga hal ini menjadi benar adanya. Salam IKA FBS UNJ, Menuju SINERGI NYATA !!